Sentuh pari, tidak hanya sekedar menyentuh hati


Artikel ini membahas tentang kegiatan relawan di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.


Assalamualaikum, Hallo guys!
Setelah sekian lama tidak update apapun, alhamdulillah akhirnya gua bisa kembali mengulas, mengupas, menuliskan dan menceritakan berbagai hal menarik lagi, DI MULAI DENGAN ARTIKEL INI!
Sebelum masuk ke pembahasan utama, gua mau menceritakan dulu nih, sedikit aja tentang Sentuh Pari, sentuh pari ini adalah salah satu kegiatan kerelawanan yang gua lakukan akhir-akhir ini.
sebenernya sebelumnya ada beberapa kegiatan relawan semacam ini yang gua lakukan, yang mungkin akan dibahas di artikel lain ya.

Kolaborasi Emperan Baca dan Ngakarya

Nah, di sentuh pari sendiri, banyak banget kegiatan-kegiatan seru yang gak hanya sekedar seru, tapi juga berarti, menginspirasi, menyenangkan dan seperti judul artikel ini 'menyentuh hati'.
Sentuh pari diadakan pada tanggal 23-26 Januari 2020, di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, yang merupakan kegiatan yang lahir dari kolaborasi dua komunitas keren yaitu Emperan Baca dan Ngakarya, sehingga gak mengherankan kalau banyak banget kegiatan yang semuanya berfaedah dan memiliki manfaat untuk masyarakat sekitar maupun relawan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Yuk simak keseruan kami!

Sentuh pari, tidak hanya sekedar menyentuh hati, tapi juga menjadi sebuah wadah serta cara untuk memperbaiki dan membuka diri, mungkin itu adalah kesan yang gua pribadi dapatkan dari kegiatan ini, di sentuh pari, gua tidak hanya mendapatkan banyak pengalaman berarti, tapi juga teman baru dan banyak pembelajaran hidup yang gua dapatkan juga dari anak-anak, warga sekitar, dan tentunya sesama relawan yang juga ikut berkontribusi. Pernah denger kan istilah 'belajar bisa dari mana aja'? kegiatan relawan bisa menjadi salah satu cara jitu untuk itu. So, berikut adalah keseruan kami selama tiga hari dari mulai menuju hingga sampai di pulau pari yang walaupun relatif singkat, tapi memiliki sejuta arti:

  • Naik kapal untuk pertama kali
Di kapal diamond 21, sentuh pari dimulai
Tanggal 24 Januari, hari kamis yang diawali dengan gerimis tipis-tipis, sempat ada kekhawatiran kalau hari ini akan berlalu dengan tidak begitu baik, tidak ingin berekspektasi tinggi-tinggi, awalnya hanya mau semuanya lekas berlalu, lantas lekas pulang, pemikiran buruk itu akhirnya terhempas begitu saja seiring hembusan ombak di pelabuhan kali adem.
Ini adalah pengalaman perdana gua naik kapal laut, kapal bertuliskan 'DIAMOND 21' tertulis besar-besar di sisi kapal berwarna putih tulang tingkat dua. 
Gua pikir gua bakal mabuk laut, tapi ternyata alhamdulillah gak sama sekali, walau hujan deras, cuaca yang gak bagus membuat ombak tinggi, dan kapal goyang gak karuan, tapi buat gua tetep SERU, walaupun bau mesin kapal kurang bisa gua kompromi sih, ditambah lagi, bocor sana sini yang mengharuskan beberapa dari kami pindah dari atas, ke bawah, karena atas kapal walaupun sudah diterpal sudah banjir dan ditakutkan bisa membuat bawaan kami basah gak karuan. 

Awalnya gua berpikir bahwa, perjalanan menuju pulau cuma memakan waktu paling lama 15-30 menit, tapi pas gua coba tanya ke kawan relawan lain, ternyata dua jam dong, haha, yasudah pasrah dan mencoba tidur, tapi gak bisa. 
Akhirnya, dua setengah jam gua lalui dengan muka gua yang ketiup angin kencang karena gua duduk di sudut kiri kapal dengan jendela yang terbuka lebar, basah dan dingin, tapi menurut gua jauh lebih baik dibandingkan duduk di tempat yang kecium bau mesin kapalnya. 

  • Sampai di pulau pari

Kurang lebih pukul 11 siang, alhamdulillah sampai juga di dermaga, terus langsung diinstruksi sama seorang abang-abang untuk langsung ke lokasi yang nantinya akan menjadi tempat kami untuk tinggal selama beberapa hari kedepan. Ternyata tidak begitu jauh, hanya berjarak beberapa ratus meter kami tiba di sebuah rumah warna-warni, di depannya ada papan nama bertuliskan "Rumah Baca Al-Fikri"
sebuah taman baca yang ramah anak, dilengkapi dengan bangku dan meja serta beberapa rak buku yang disusun dengan cukup baik. 
Abang-abang tadi yang ternyata adalah pemilik rumah baca pun memperkenalkan diri, namanya Andi, kami pun memanggilnya bang andi, beliau lalu memberikan kami dua teko berisi es panas dan dua piring besar sukun goreng, 'untuk penghilang mabuk laut' katanya. 

  • Ngemural dan ngolah buku

Selang beberapa jam, setelah beristirahat, sesuai rundown yang ada, kami memulai kegiatan dengan mural tembok rumah baca dan membereskan koleksi buku-buku lalu mengkategorisasikannya. 
Banyak buku yang sudah berdebu walaupun ada beberapa yang sudah diklasifikasi berdasarkan nomor dan ketentuan, namun sayangnya juga banyak penempatan buku yang amburadul dan tidak sesuai, buku seolah sudah lama tidak terjamah dan banyak yang sudah rusak, usang, dan berdebu, bahkan ada tikus yang lari terbirit-birit dalam proses pengolahan yang kami lakukan, sehingga kami pun harus membersihkannya dan menyusunnya sesuai kategori agar lebih mudah diakses oleh anak-anak khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Selain itu, ngemural dimulai dengan mengecat tembok dengan warna-warna dasar untuk background yang nantinya juga akan dilengkapi dengan berbagai macam gambar menarik khas bawah laut.
hasil akhir mural
Proses ngemural ini dilakukan secara bertahap dan melibatkan seluruh relawan, ngakarya membuka kesempatan untuk itu, jadi tidak hanya yang bisa menggambar atau ngemural saja, semua relawan termasuk anak-anak sekitar bisa ikut andil dan berpartisipasi dalam menghias tembok rumah baca al-fikri, so much fun!
  • Belajar menari 
Anak-anak belajar menari
Di kegiatan sentuh pari ini ada dua orang relawan yang berasal dari jurusan tari, belasan anak-anak pulau pari pun diajarkan berbagai macam tari tradisional maupun modern, selama tiga hari anak-anak dari usia 5-15 tahun, dengan penuh semangat berlatih tari dan kekompakan. 


Tarian yang sudah dilatih tersebut nantinya akan ditampilkan di malam puncak penutupan kegiatan sentuh pari.
  • Lomba Mewarnai dan Lomba baca Puisi

Di hari kedua, hari di mulai dengan lomba mewarnai, lomba ini diperuntukan bagi siswa-siswi sekolah dasar atau balita yang bertempat tinggal di pulau pari. Rumah baca menyediakan berbagai macam alat-alat mewarnai, lalu kami sebagai relawan memfasilitasi lomba ini, anak-anak berdatangan silih berganti dan mewarnai gambar yang sudah kami sediakan dengan serius, walaupun alat-alat mewarnai yang disediakan terbatas, anak-anak mampu untuk saling berbagai dengan peserta lainnya, lomba mewarnai pun berlalu dengan baik, kami mengapresiasi seluruh peserta dengan menjadikan gambar-gambar mereka dalam bentuk sebuah 'pameran kecil' pada acara puncak.


Sorenya, lomba baca puisi yang diikuti oleh anak-anak pun diadakan, mereka membacakan puisi-puisi dengan penuh penghayatan dan menjiwai, hal ini membuat panitia bingung memilih juaranya, karena banyak anak-anak yang memiliki kemampuan membaca puisi yang terbilang sangat baik. 
  • Mendongeng bareng 

Sangat ekspresif dan lucu, dua kakak relawan mendongeng untuk anak-anak pulau pari, anak-anak sangat terhibur dan tertawa terpingkal-pingkal ketika kakak pendongeng memperagakan gaya yang sesuai dengan cerita yang didongengkan. Seperti warna baru, cerita-cerita itu memberikan semangat baru untuk anak-anak pulau pari dan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kakak-kakak relawan yang ikut berkontribusi. 
  • Jadi mentor, untuk pertama kali

"Kak kiki jadi mentor kelompok dua ya" DEG, waduh bisa gak ya, pikir gua saat itu, akhirnya gua minta tolong dijelaskan apa aja jobdesknya "nanti bikin yel-yel, handle anak-anak, bikin nama grup dan pimpin anak-anak untuk ke 4 post" makin bingung tuh gua, sendirian pula kan, emangnya gua mampu ya? sempat meragukan diri sendiri, sampe gak nafsu makan walaupun udah nyendok nasi untuk makan siang. Trus, coba cari-cari referensi, nama grup, yel-yel, dan sebagainya. gak nemu satupun yang pas di hati. Lalu, coba cari-cari inspirasi dan inget-inget kegiatan relawan yang gua pernah ikuti beberapa waktu lalu. Alhamdulillah dapet, dan gua satu paduin dengan keadaan yang relate saat ini.  Kelompok dua gua namain dengan nama BOCAH PARI CETAR disingkat BOPATAR. Sebuah nama yang gua selipkan do'a di dalamnya, kalau kelompok gua bisa CEETTARR MEMBAHANA gitu kaya jambul syahrini. Terus dapet juga deh tuh, Yel-yel, dan berbagai macam jargon yang membuat kakak-kakak relawan lain pada ngegerumbul ngumpul di kelompok gua. saking aneh mentornya kali yak. Yel-yelnya kira-kira begini:
Kami adalah kelompok BOPATAR 
yang sudah siap ikutan outbond
karena kami selalu semangat
dan juga kompak serta ceria
LA LA LA LA LA
LA LA LA LA LA 
terus ketua kelompoknya teriak deh "BOPATAARR?"
dijawab sama temen-temen kelompoknya "kami pasti juara!"
Terus, disini gua juga dapet berbagai macam ide dari anak-anak untuk jargon kami 
salah satunya adalah "GIGI LABA-LABA" yang akhirnya jadi sebuah kalimat yang paling bikin rame dan ngakak seantero sentuh pari.


Di bukit matahari, disitu gua belajar banyak hal baru, termasuk jadi tau, kalau gua ternyata bisa dan mampu untuk jadi seorang mentor bagi anak-anak, ternyata gua juga bisa joget uget-uget dan bikin seluruh perhatian ya tertuju ke gua, dan bisa juga bikin mereka gelendotan gak mau lepas dan sedih ketika gua harus pergi dari pulau pari. Hal ini bener-bener merupakan sebuah pembelajaran berarti bagi gua pribadi, sebuah pengalaman yang gak akan pernah gua lupakan seumur hidup.

  • Empat Post, tempat belajar dan bermain
Bermain bersama bocah-bocah pari
Di empat post ini, terdiri dari berbagai macam games berbeda, yaitu:
Di post pertama, dari membagi sampah berdasarkan dua kategori berbeda yaitu organik dan anorganik. anak-anak diminta buat memungut sampah lalu menempatkannya di tempat sampah, sesuai kategori sampahnya. 
Disini juga diajarkan menyanyi 'buang sampah' 
Kalau melihat sampah, diambil, dibuang, dibuangnya kemana? ke tempat sampah
Di post kedua, ada karton warna-warni yang nantinya akan dilipat makin kecil, anak-anak belajar yang namanya berkerjasama disini, kaki-kaki mereka harus muat di karton sekecil apapun karton yang ada. 
Di post ketiga, bermain tebak kata, semacam eat bulaga, anak satu harus mendefinisikan kata di kertas tanpa menyebutkan kata tersebut. Anak kedua diharuskan menebak kata tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Di post terakhir, sebagai penyegaran setelah berlelah-lelah, salah satu relawan, mendongeng untuk anak-anak, dongeng fable yang menceritakan tentang kelinci tersebut membuat anak-anak sangat khidmat mendengarkan. 

  • Pantai pasir perawan
Pantai pasir perawan yang indah
Kalau ke pulau pari, kayanya gak TAP kalau gak bahas tentang pantai ini, pantai pasir perawan, dengan pesona yang ibaratnya belum terjamah oleh kekotoran duniawi. 
Pemandangannya yang indah, asri, polos, dan setiap sudutnya yang menyentuh dan menarik hati, yang membuat gua untuk pertama kalinya, gak takut untuk gatel ketika berenang di pantai saking jernih dan bersihnya air, selain itu, ada ayunan, saung-saung dan berbagai spot foto yang sayang untuk dilewati. Intinya, kalau ke pulau pari, jangan lupa ke pasir perawan ya!

  • Malam Anugerah

Malam anugerah, menjadi penutup sekaligus malam pengumuman dan pemberian hadiah bagi juara-juara lomba yang telah diadakan sebelumnya, selain itu dipamerkan pula karya-karya anak yang mengikuti lomba mewarnai, penyerahan donasi dana dan buku ke rumah baca al fikri oleh emperan baca dan ngakarya, anak-anak yang sebelumnya telah berlatih tari pun menunjukan kebolehan mereka di depan kakak-kakak relawan dan anak pulau pari lainnya, dan tanpa diduga kelompok Bopatar pun diminta untuk maju dan kembali menyanyikan yel-yel dan menunjukan jargonnya yang membuat jagat sentuh pari kembali pecah dalam gelak tawa. Diakhiri dengan foto bersama seluruh relawan, dan momment-momment seru tak terlupakan, malam anugerah memang menjadi malam terakhir bagi kami di pulau pari, tapi bukan akhir dari kegiatan ini.
  • Bakar ikan dan ngobrol soal hati
Bakar-bakar ikan
Ke pulau, kurang asik ya kalau gak bakar-bakar ikan, berekor-ekor ikan baronang sudah siap rebahan di atas tungku, bukan hanya ahli membahagiakan orang lain, rupanya laki-laki sentuh pari juga jago ngebakar ikan sampai mateng kedalem-dalemnya. di sesi bakar-bakar ini, kami juga evaluasi, ngobrol, dan sharing berbagai macam hal. Mulai dari awal kegiatan, sampai akhir kegiatan, lewat sesi ini banyak banget pelajaran hidup yang bisa gua ambil. mulai dari jangan menutup diri sampai Kebahagiaan itu juga bisa lho diperoleh di ekspedisi semacam ini. Dengan berbagi, gak akan bikin kita jadi 'kurang', yang ada kita jadi memperoleh ini dan itu yang tidak hanya berkonteks pada materi semata, namun juga pembelajaran hidup yang jauh lebih mahal harganya. 

  • Jangan pulang, ayo tetap tinggal

Ketika pulang, cukup banyak anak-anak yang mengantarkan kami ke dermaga, dengan wajah sedih mereka meminta untuk kami tetap tinggal lebih lama, dan jangan lupa untuk mampir lain waktu, belum pergi memang, tapi kami sudah ditanya 'kapan kembali kak?' bahkan mereka meminta kami untuk kesana ketika lebaran tiba. sedih, terharu, campur aduk rasanya, semoga kita senantiasa sehat, dan semoga waktu bisa bersahabat dan kita bisa segera dipertemukan dikesempatan baik lainnya.
ketika kapal sudah menjauh mereka melambaikan tangan mereka dan mungkin berharap kapal kembali berputar arah dan kembali ke arah mereka.

---------------------------------

Gimana? seru banget ya kegiatan sentuh pari, kolaborasi emperan baca dan ngakarya ini, gak cuma seru, tapi juga berarti dan menyentuh hati. Walaupun hanya sebentar, banyak arti dan cerita yang kami torehkan. Untuk seluruh teman-teman relawan sentuh pari, terimakasih banyak!
Semoga bisa tetap bersinergi, berdikari, menginspirasi, berkarya, dan bahagia. Selamat kembali ke rutinitas masing-masing, sampai jumpa lagi di lain kesempatan, dan semoga akan ada banyak sentuh-sentuh lainnya yang akan diadakan nantinya!
Relawan sentuh pari 2020
Terimakasih sudah membaca artikel ini, sampai bertemu di artikel selanjutnya!

Much love 💌
-KASART

Yuk kunjungi link dibawah ini untuk mengetahui berbagai macam kegiatan Ngakarya dan Emperan Baca:

No comments:

Post a Comment